Belajar dari Nakbah dan Naksah; Memahami Sebab Mengapa Umat Islam Kalah
wawasan palestina

Belajar dari Nakbah dan Naksah; Memahami Sebab Mengapa Umat Islam Kalah

Lihatlah sejarah, umat Islam tidak akan pernah menang melawan musuhnya kecuali dengan Islam di dada mereka”, tulis DR Raghib Sirjani

Di kesempatan lalu, kita telah mengenal tragedi Nakbah dan Naksah. Dua peristiwa bersejarah yang mengandung kekalahan getir dan pahit bagi bangsa Arab dan umat Islam.

Namun, sayang sekali jika kedua peristiwa ini hanya dijadikan pengetahuan tanpa mengambil hikmahnya.

Kekalahan umat Islam, demikian disampaikan oleh Syaikh Ikrimah Shabri Imam Masjid Al Aqsha, selalu disebabkan karena adanya keretakan dalam keimanan umat  Islam, dan selalu saja terulang, jika keretakan itu telah menyatu dan kembali padu, maka kemenangan akan berpihak pada kita.

Umat Islam pernah mengalami kekalahan bahkan di masa Rasulullah Muhammad ﷺ hidup. Kita pernah mendengar kekalahan pertempuran Uhud (624 M/3H). Ada keretakan iman ketika 50 pemanah tidak menaati perintah Rasulullah ﷺ untuk tetap bertahan di gunung, apapun yang terjadi.

Pun di pertempuran Hunain (630 M/8H), di awal terjadinya, pasukan Islam menderita kekalahan semata-mata disebabkan karena keangkuhan atas jumlah pasukan.

Kedua, berpalingnya umat Islam dari manhaj dan aturan Allah  yang kemudian menyebabkan kelemahan, kehinaan dan kekalahan  bertubi-tubi. Allah telah jauh-jauh hari mengingatkan kita,

“maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan  mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih”, demikian terekam gagah di  surat An Nur ayat 63.

عن أبي بكر الصديق - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: “ ما ترك قوم الجهاد , إلا عمهم الله بالعذاب

Dari Abu Bakr Ash Shiddiq Radhiyallahu Anhu berkata, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,

“Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad, kecuali Allah akan menimpakan mereka dengan bencana.” (HR Thabrani)

Sebab-sebab Kekalahan Umat Islam dalam Peristiwa Nakbah dan Naksah.

Pertama, Jauhnya Umat Islam kala itu dari Agamanya.

Sebagaimana dilansir dari banyak sekali literatur, saat itu pasukan Arab bertempur dengan membawa bendera nasionalisme Arab, bukan dengan bendera Islam. Banyak sekali fenomena ketika pasukan dari berbagai negara Arab saling  tidak percaya bahkan saling menjatuhkan.

Persaudaraan hilang, padahal nikmat bersaudara adalah karunia yang dengannya Allah akan  memenangkan umat Islam.

“Lihatlah sejarah, umat Islam tidak akan pernah  menang melawan musuhnya kecuali dengan Islam di dada mereka”, tulis DR Raghib Sirjani senada dengan perkataan Ibnu Khaldun dalam Kitab Al Muqaddimah beliau.

Kedua, Tidak Memahami Permasalahan Palestina

Pada kurun 1940-an, negara negara Arab memutuskan untuk menjadikan Palestina sebagai fokus pembahasan bangsa Arab saja, dan tidak menggemakannya menjadi isu dunia Islam.

Ada penyempitan perjuangan, dari perjuangan atas nama Islam menjadi perjuangan atas nama Tanah Air.

Para sejarawan muslim pun sepakat tentang fase ini, ketika Bangsa Palestina juga tidak memahami sepenuhnya permasalahan penjajahan Zionis. Mereka mengira masalah yahudi dan zionisme akan selesai dalam sepekan dua pekan.

Nyatanya, kini telah 100 tahun lamanya sejak mandat Balfour mengacak-acak Palestina. Baru kemudian, kurun 80-an, bangsa Palestina  bangkit dengan semangat keislaman yang dikomandoi oleh Syaikh Ahmad Yasin.

Ketiga, Hilangnya Persatuan Umat

“Saat peristiwa Nakbah dan Naksah, dunia Arab, bahkan dunia Islam seluruhnya sedang terpecah belah disebabkan perbedaan pemikiran dan cara pemerintahannya”,

tulis Syaikh Ali Muhammad Muqbil dalam ‘Awamil An Nashr wa Al Hazimah,

“bahkan perpecahan ini telah menyebabkan pertempuran antar negara. Inilah yang membuat pasukan gabungan negara Arab tidak memiliki sikap saling percaya. Bahkan setiap pasukan setiap negara bertempur demi pemerintahan masing-masing.”

Berbangga dan Gengsi yang Berlebihan

Sebuah fenomena yang sangat pilu, yakni media massa setiap negara Arab berlomba-lomba mengadu gengsinya agar digelari sebagai pemenang pertempuran.

Karena gengsi tersebut, pihak media massa akhirnya menulis berita-berita bohong yang membuat banyak orang tertipu.

Ini sangat banyak terjadi dalam peristiwa Naksah tahun 1967, ketika sebuah media massa menulis, “pasukan Arab telah memenangkan pertempuran dengan cepat. Mereka berhasil melempar yahudi zionis ke lautan lepas.”

Padahal kenyataannya, hari itu adalah kekalahan telak bagi pasukan Arab, namun bangsa Arab dan dunia Islam dibuat terlena dengan berita-berita yang palsu. Akhirnya mereka meremehkan musuh mereka.

Di lain media, ada pula yang melakukan kesalahan dengan menggambarkan zionis sebagai  pasukan yang tak akan terkalahkan. Dengan merebaknya informasi berlebihan tentang zionis, melemahkan mental pasukan Arab dan menjadikan masyarakat dunia Islam kala itu menjadi ciut nyalinya.

Nauzubillah.  Berhati-hatilah dalam memuat berita dan informasi.

Itulah sebagian sebab yang menjadikan zionis begitu mudah mencengkeram hasta demi hasta tanah Palestina. Mereka, dibantu dengan peralatan canggih AS  dan Inggris, ditambah lagi kekuatan Umat Islam sedang dalam keadaan terlemah.

Kita perlu, bahkan sangat butuh untuk memahami rahasia  kemenangan dan sebab kekalahan. Agar tak terulang lagi peristiwa pilu  itu di kemudian hari.

Gen Saladin on Instagram: “Belajar dari Nakbah dan Naksah; Memahami Sebab Mengapa Umat Islam Kalah Di kesempatan lalu, kita telah mengenal tragedi Nakbah dan Naksah.…”
137 Likes, 5 Comments - Gen Saladin (@gen.saladin) on Instagram: “Belajar dari Nakbah dan Naksah; Memahami Sebab Mengapa Umat Islam Kalah Di kesempatan lalu, kita…”

Share Tweet Send
0 Comments
Loading...