Kisah pertemuan sejarah antara Yahudi dan Umat Islam pertama kali adalah ketika Rasulullah Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah dan menjadi presiden Negara Madinah. Rasulullah ﷺ dengan kelihaian seni memimpin beliau dan kecerdasan diplomatik dan sosialnya membangun sebuah masyarakat multietnis dari berbagai suku bangsa, dan dari berbagai unsur agama.
Kalau kamu pernah mendengar tentang “Piagam Madinah”, nah, itulah undang-undang pertama di muka bumi yang berisi keadilan bagi semua pihak, saling membantu dan berangkulan demi kebaikan semuanya.
Dan Yahudi, masuk ke dalam bagian undang-undang itu. Tercatat secara garis besar, Yahudi ikut membantu umat Islam ketika diserang musuh. Begitupula umat Islam akan membantu Yahudi dalam kebutuhan mereka.
Namun apa yang terjadi? Suku-suku Yahudi satu persatu menjadi pengkhianat umat Islam. Mereka tidak menerima Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan dari bangsa Arab.
Jauh di lubuk hati mereka, mereka amat sangat yakin bahwa Rasulullah ﷺ adalah utusan terakhir, bahkan dalam Al Qur’an disebutkan, “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri..” [QS Al Baqarah 146]
Namun keangkuhan. Itulah sifat yang menyebabkan mereka terjerembab begitu dalam, dibenci sebegitu kerasnya oleh Allah, dimurkai penghuni langit, dan dihinakan di antara umat manusia.
Mulai sejak itulah Umat Islam memahami, bahkan Al Qur’an telah berkali-kali menggambarkan karakter orang Yahudi, bahwa mereka adalah kaum yang paling keras permusuhannya atas umat Islam. Paling keras? Iya.
Memangnya Apa Yang Yahudi Pikirkan tentang Umat Selain Yahudi? “Bunuhlah siapapun bangsa selain Yahudi yang kamu mampu membunuhnya!” tertulis dalam kitab Talmud mereka.
Begitupula dalam Protokol zionis menyatakan, “Sesungguhnya para Ghayim —yakni umat selain yahudi— Tuhan ciptakan sebagai keledai untuk umat pilihan Tuhan. Setiap satu keledai mati, kita masih bisa mengendarai keledai yang lain.”
Semenjak dulu, satu hal utama yang menyebabkan Yahudi sangat dibenci oleh bangsa-bangsa di dunia adalah karena mereka mengklaim sebagai bangsa terbaik, bangsa di atas bangsa, “the choosen”, yang terpilih untuk menguasai bumi.
Itulah mengapa ketika Rasulullah ﷺ datang membawa syariat Islam yang memerintahkan keadilan dan persamaan, yahudi menjadi kaum pertama yang menolak keras perintah itu.
Di Palestina sendiri, yang menjadi sasaran pembunuhan dan pembantaian Yahudi bukan hanya umat Islam.
Kaum Nasrani juga mendapatkan perlakuan serupa. Contohnya saja kemarin dalam perayaan Natal 25 Desember 2017, ada banyak sekali bentrokan antara tentara zionis dengan umat Nasrani yang merayakan natal di jalan-jalan kota. Banyak diantara mereka yang terluka.
Apa yang Yahudi Takutkan tentang Umat Islam?
Apakah yahudi takut pada umat lain? Jawabannya; mereka tidak takut pada siapapun kecuali umat Islam.
Al Hasyr ayat 13 bahkan dengan terang menjelaskan pada kita, “Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu (Muslimin) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.”
Seorang Politisi zionis suatu hari menyiarkan lewat radio pada tanggal 5 bulan September tahun 1976,
“Yahudi dan kawan-kawannya harus menyadari bahwa; bahaya terbesar bagi israel adalah kembalinya ruh Islam pada jiwa kaum Muslimin. Setiap pemuja Israel harus melakukan pengorbanan terbesar untuk mengkerdilkan semangat keislaman kaum Muslimin. Jika Umat Islam telah kembali bangkit, bukan hanya israel yang akan kena imbasnya. Eropa pun akan kena!”
“Tidak akan mungkin kita bisa tenang, selama Umat Islam masih mempelajari sejarah mereka. Berarti pedang mereka belum disarungkan. Kita benar-benar akan hidup nyaman ketika Umat Islam mati selamanya”,
kata Shimon Perez tokoh zionis israel dalam kampanye politiknya.
Bahkan, bisa dibilang, Yahudi sangat tahu sejarah antara mereka dengan umat Islam melebihi pengetahuan kita tentang sejarah kita sendiri.
Sampai-sampai ketika tentara zionis memasuki Yerusalem tahun 1967, David Ben Gurion —presiden pertama israel— menyatakan,
“ketika kita berhasil menguasai Yerusalem, kita akan mudah untuk menyerang Khaibar.”
Dimana Khaibar? Di dekat Madinah. Mengapa disebut Khaibar dalam pidato Ben Gurion? Karena ia tahu Nabi Muhammad ﷺ beserta para sahabat beliau pernah mengalahkan kaum yahudi di pertempuran Khaibar yang legendaris.
Yahudi memiliki 8 benteng raksasa yang semuanya runtuh dan takluk pada pasukan Umat Islam pimpinan Rasulullah ﷺ.
Itulah mengapa slogan ini sangat ditakuti yahudi: “Khaibar Khaibar ya Yahuud. Jaisyu Muhammad Huna Maujud!” (Ingatlah Khaibar wahai Yahudi, ingatlah Khaibar. Tentara Muhammad telah hadir disini!)
Semoga dengan memahami tulisan ini, kita semakin memaknai bahwa perjuangan membebaskan Palestina adalah perjalanan yang panjang dan penuh kejutan.
Perjuangan membelanya adalah jalannya para shahabat dan para pahlawan Islam sepanjang zaman. Saatnya tanyakan pada dirimu; maukah kamu jadi pahlawan pembebas Palestina selanjutnya?
Aamiin.
Sumber :
gen.saladin : Apa yang Dipikirkan Yahudi tentang Umat Islam?