Perang Uhud berkecamuk, anak panah saling berterbangan serta kilatan dua pedang yang saling bertemu memekakkan telinga. Tameng-tameng hancur, perisai pelindung tergores.
Kaum muslimin bertahan sekuat tenaga menghadapi pasukan Khalid bin Walid yang mengitari bukit dan membuat Rasulullah serta para sahabat terhimpit.
Dua orang tua dari barisan kaum muslimin yang ditugaskan untuk menjaga kaum perempuan dan anak-anak tak tinggal diam,
"apa lagi yang kita tunggu, usia kita sudah renta. Mengapa kita tak ambil pedang lalu menyusul Rasulullah ﷺ, moga Allah takdirkan kita syahid bersama."
Keduanya mengambil pedang masing-masing dan masuk ke tengah-tengah pertempuran, sementara kehadiran keduanya tak disadari kaum muslimin.
Orang tua yang satu terbunuh oleh pasukan musyrikin Quraisy, tapi tidak bagi yang satunya lagi, ia justru dilawan oleh sesama pasukan muslimin karena tak dikenali.
"Ayahku! Hentikan wahai kaum muslimin, dia itu ayahku!"
Suara pemuda terdengar bersipongan di tengah-tengah pertempuran, mencoba melindungi orang tua tadi yang justru dilawan oleh kawan sendiri.
Pemuda tersebut adalah Hudzaifah Ibnul Yaman sementara orang tua yang berusaha dia lindungi adalah Husail bin Jabir al Yamani. Ayahnya sendiri, naas ayah Hudzaifah justru terbunuh oleh sesama pasukan muslimin karena tak mengenalinya.
Cuplikan kisah perang Uhud di atas adalah awal bagi kisah sahabat istimewa yang akan dibahas kali ini, sahabat yang bergelar Shahibus Sirri Rasulullah ﷺ, pemegang rahasia Rasulullah ﷺ, dia adalah Hudzaifah Ibnul Yaman.
Rasulullah ﷺ mencintai Hudzaifah, kecerdasan, kemampuan problem solving, kemampuan menganalisa, membuat Hudzaifah begitu dipercaya oleh Rasulullah ﷺ, terutama ketika beliau ditugaskan untuk mendata orang-orang munafik di Madinah.
Tentang data orang-orang munafik di Madinah, hanya Rasulullah ﷺ dan Hudzaifah yang tahu, beliau ﷺ memberi tugas kepada Hudzaifah untuk mengawasi gerak-gerik mereka.
Data tersebut tak pernah bocor hingga sekarang, Hudzaifah betul-betul menjaga kepercayaan Rasulullah ﷺ, oleh karena itulah ia kemudian mendapat julukan Shahibus Sirri Rasulullah ﷺ.
Tak hanya itu, Hudzaifah juga pernah mendapat tugas yang berat, Rasulullah ﷺ memintanya untuk menyusup ke tengah-tengah pasukan Quraisy pada malam hari saat perang Khandaq,
untuk mengetahui apa yang sedang direncanakan oleh Abu Sufyan dan bala tentaranya. Lalu melaporkan hasilnya kepada Rasulullah ﷺ.
Betapa beratnya tugas itu, Madinah sedang dilanda angin kencang dan badai pasir, cuaca pun menjadi sangat dingin pada malam hari, hawa dingin yang menusuk-nusuk ke rongga tubuh membuat malas untuk bergerak.
Tapi Hudzaifah tetap melaksanakan tugas dengan sangat baik.
"Hai Hudzaifah, sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali kepadaku!” ucap Rasulullah kepada Hudzaifah lalu beliau berdoa
“Ya Allah, lindungilah dia, dari depan, dari belakang, kanan, kiri, atas, dan dari bawah.”
Mendengar doa dari Rasulullah ﷺ membuat Hudzaifah semakin bersemangat, hawa dingin yang merasuk tubuh tak lagi terasa, ia menyelinap ke barisan kaum musyrikin Quraisy dengan sangat hati-hati.
Ia berhasil menyusup ke tengah-tengah pasukan Quraisy dengan berlagak seperti bagian dari mereka.
Lalu memantau rencana Abu Sufyan yang memutuskan untuk menarik mundur pasukan kembali ke Mekkah, karena cuaca buruk di Madinah, hal itu ia sampaikan ke Rasulullah dan membuat gembira kaum muslimin.
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Hudzaifah mendapat tempat istimewa di hati para sahabat, dan tetap memegang rahasia antara dia dan Rasulullah ﷺ,
pada suatu hari Khalifah Umar bertanya kepada Hudzaifah
"adakah diantara gubernurku yang masuk dalam golongan orang munafik?"
Hudzaifah menjawab "ya, ada satu orang"
Umar lantas berkata "beritahukan kepadaku orangnya"
ia kemudian menjawab
"maaf Amirul mukminin, aku tak bisa memberitahukannya"
Hudzaifah Ibnul Yaman wafat pada tahun 36 H, persis empat puluh hari setelah Khalifah Utsman bin Affan wafat,
moga Allah meridhai pemegang rahasia Rasulullah ﷺ ini, jasanya terhadap kaum muslimin yang teramat banyak, moga menjadi sebab Allah melapangkan tempat di surga firdaus.
Moga kaum muslimin bisa mengambil suri teladannya, dalam beribadah, berjihad, memegang rahasia, dan totalitas hidupnya untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.
Radhiyallahu Anhu, Hudzaifah Ibnul Yaman.
Sumber referensi : Al Mishri Mahmud, Ensiklopedi Shabat Jilid 2